Ki Hajar Dewantara adalah sosok penting dalam Hari Pendidikan Nasional. Beliau bahkan didaulatkan sebagai salah satu pahlawan nasional yang ajaran dan pandangannya disosialisasikan dan dibahas sampai puluhan tahun bahkan setelah kematiannya.
Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa dan memberikan pendidikan bagi pribumi yang pada masa tersebut hanya orang Belanda dan Priyayi yang bisa sekolah. Oleh sebab itu, sosoknya tidak bisa dipisahkan dalam perkembangan pendidikan Indonesia.
Berbagai Ajaran Ki Hajar Dewantara Yang Inspiratif
Tanggal 2 Mei adalah Hardiknas atau Hari Pendidikan Nasional. Pemerintah menetapkan Hari kelahiran Ki Hajar Dewantara untuk mempromosikan pandangan beliau sebagai bagian penting dalam pendidikan. Berikut adalah beberapa ajaran tersebut yang mungkin Anda pernah belajar di bangku sekolah.
1. Ing Ngarso Sun Tulodho
Ajaran ini menggambarkan bagian utama dari pendidikan dan juga kepemimpinan. Sebagai guru maupun pimpinan, seseorang harus bersikap sebagai teladan. Ketika berada paling depan maka seseorang hendaknya memancarkan aura kepemimpinan.
Menjadi suri tauladan berarti memahami kalau tindakan dan perkataan akan selalu menjadi perhatian orang banyak. Jadi, seseorang yang berlaku sebagai panutan perlu memberikan contoh yang baik dan juga bisa menginspirasi orang lain.
2. Ing Madyo Mangun Karso
Seseorang yang berlaku sebagai pengajar perlu menempatkan diri dalam berbagai posisi, salah adalah ketika berada di tengah. Keutamaan diri sebagai penengah berarti refleksi yang dilakukan secara terus menerus.
Ketika berada di tengah-tengah orang lain, seorang pemimpin bisa memberikan semangat untuk menggerakan perubahan yang lebih baik. Baik dalam pendidikan maupun kehidupan sehari – hari, perubahan hanya bisa dicapai melalui proses bertahap untuk memastikan hasil yang tahan lama dan bisa awet dampaknya.
3. Tut Wuri Handayani
Pendidik atau pemimpin tidak selalu harus di depan, tapi pengaruhnya bisa sangat besar bahkan ketika berada di belakang. Pimpinan dapat memberikan dorongan atau nasehat yang dapat menggerakan siswa atau bawahan. Kalau stimulus yang diberikan sudah tepat, maka tidak butuh banyak usaha untuk bisa menggerakan orang.
Ketika mengambil posisi sebagai pengayom, seseorang bisa jadi tumpuan atau pondasi bagi sebuah perubahan dan menggerakkan orang-orang sesuai kehendaknya terutama kalau keteladanan dan sikap introspeksi terus dilakukan.
4. Lawan Sastra Ngesti Mulya
Ki Hajar Dewantara juga memiliki beberapa ajaran lain sejalan dengan dunia pendidikan selain ketiga poin yang sudah dibahas. Lawan Sastra Ngesti Mulya bisa berarti “berbekal pengetahuan kita menuju kemuliaan hakiki”.
Penjelasan ajaran tersebut mengacu pada ajarannya yang lain yakni Sastra Harjendra Yuningrat Pangruwating Dyu, yang artinya kurang lebih adalah “ilmu yang mulia dan bermanfaat bisa menyelamatkan dunia dan sekaligus melenyapkan kebiadaban”.
Beliau sangat mempercayai kalau pendidikan adalah kunci untuk berbagai kebaikan. Bisa untuk memerangi kebodohan, perilaku tidak manusiawi dan lainnya. Dalam skala besar, pendidikan bahkan bisa merubah dunia.
5. Suci Tata Ngesti Tunggal
Ajaran Pimpinan Taman Siswa yang nama aslinya adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Ini juga memiliki ajaran lain yang merupakan semboyan dengan arti Suci batin dapat menyebabkan ketertiban yang dapat meraih kesempurnaan.
Kalau seseorang memiliki hati yang bersih dengan niat yang baik bila dikombinasikan ketemukan maka akan membuahkan hasil yang mendekati kesempurnaan. Setidaknya seseorang hendaknya mengutamakan niat baik dan mendukungnya dengan sikap rajin dan juga tertib.
6. Tetep-Mantep-Antep
Ki Hajar Dewantara percaya kalau ketetapan hati atau dalam Bahasa Jawa yakni (tetep) akan membangun keyakinan (mantep) dan membuatnya jadi lebih berharga (antep). Hal ini berarti tekun bekerja, fokus dan juga tidak mudah teralihkan dengan hal – hal yang tidak penting.
Kita dapat maju bisa mempercayai suatu hal dengan tertib dan kepercayaan yang tinggi. Kalau seseorang sudah menetapkan hati dan juga lahir mereka, mantap jiwa dan raga baik lahir dan batin. Semua perbuatan akan antep berarti dan tidak sia – sia.
7. Neng-Ning-Nung-Nang
Ajaran Ki Hajar Dewantara selalu mengacu pada proses dimana suatu hal akan mengarah pada hal lainnya. Misalkan dengan tentram atau (neng), kita bisa berfikir jernih atau (ning). Dengan demikian kita bisa jadi kuat (nung) dan bisa menang (nang) dalam hal apapun.
Ajarannya mengacu alur yakni meneng – wening – hanung – menang. Kalau kita bersikap tenang dan tidak gegabah maka pikiran kita akan lebih jernih. Dengan demikian, kita jadi lebih bijaksana dan mantap untuk berhasil dalam berbagai hal yang kita lakukan. Hal ini bisa mengacu pada pendidikan, kekuasaan atau bahkan bisnis yang sedang berjalan.
Ki Hajar Dewantara adalah sosok yang mengagumkan dengan berbagai ajaran yang bermanfaat. Anda dapat menerapkannya untuk segala hal dalam kehidupan sehari – hari. Tapi, yang paling tepat, ajaran beliau untuk membuat perubahan, khususnya dalam bidang pendidikan.