Keluarga bahagia, aman dan damai adalah merupakan idaman dari semua orang. Untuk mencapai tujuan tersebut tentu dengan perencanaan yang matang. Karena itu, keluarga berencana adalah merupakan konsep terbaik untuk mewujudkan hal tersebut.
Berencana dalam konsep ekonomi, pendidikan, dan lain-lainnya dapat dilakukan dengan sharing dan komunikasi yang baik dalam keluarga.
Tidak sebatas itu saja untuk mencapai keluarga idaman. Ada beberapa tantangan saat berproses dalam keluarga. Salah satunya adalah masuknya paham yang dapat merusak keharmonisan keluarga, lingkungan, bahkan negara. Yakni masuknya paham radikal dalam keluarga. Untuk itu keluarga juga harus menjadi keluarga bersiaga.
Betapa maraknya paham radikal di tengah-tengah masyarakat kita,kita semua wajib waspada dan bersiaga.
Dalam konteks langkah preventif, lingkungan keluarga memegang peranan yang sangat penting untuk dapat mencegah tumbuh dan berkembangnya bibit-bibit radikalisme.
Mencegah tumbuhnya bibit radikalisme berarti berupaya mendeteksi gerakan radikalisme dari yang paling bawah, yakni di lingkungan keluarga.
Orang tua harus menjadi benteng utama yang melindungi anak-anaknya dari bahaya gerakan radikalisme. Berbagai aktivitas anak harus berada dalam pengawasan, agar orang tua dapat memantau apabila anak-anaknya mulai melakukan hal-hal yang tidak wajar. Kontrol dan kepekaan orang tua terhadap aktivitas anak menjadi kunci utama.
Dalam mencegah radikalisme, keluarga memegang peranan penting karena merupakan lingkungan yang terdekat bagi anak. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama.
Dikatakan sebagai lingkungan pertama karena di lingkungan keluargalah anak dilahirkan dan dalam keluargalah seorang anak pertama kali berinteraksi dengan sesama anggota keluarga yang lain. Lingkungan keluarga juga dikatakan lingkungan yang paling utama karena sebagian besar kehidupan anak berada di dalam keluarga. Sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah dalam keluarga. Orang tua sangat berperan dalam pembentukan kepribadian yang baik untuk anaknya. Merekalah orang yang pertama yang memberikan nilai-nilai, aturan dan norma yang baik serta dasar bagi pergaulan hidup yang benar sebelum terjun ke masyarakat.
Peran keluarga harus siaga dalam mencermati masalah radikalisme. Karena banyak kasus anak muda yang terjerumus pada paham-paham radikal, salah satunya disebabkan oleh kurang perhatian yang didapat dari keluarga. Akibat kurang perhatian dari keluarga, seorang anak pun mencari jati dirinya di luar rumah. Anak akan mencari tempat yang dapat menerima dirinya.
Lingkungan keluarga selayaknya menjadi tempat strategis untuk menanamkan dasar-dasar pemikiran yang damai, toleran, dan ramah pada anak. Sebab, keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang akan sangat memengaruhi terbentuknya watak, mental, dan karakter seorang anak. (HMH)