Tahun ini, peringatan Hari Air Sedunia mengangkat tema utama, “Memanfaatkan Air untuk Perdamaian”.
Peringatan ini mulanya dimaksudkan untuk menarik perhatian masyarakat dunia akan pentingnya air bersih untuk kehidupan. Melansir dari laman Litbang Kemenkes RI, peringatan Hari Air Sedunia pertama kali dicetuskan saat Konferensi Bumi tahun 1992.
Melalui konferensi ini, Majelis Umum PBB menetapkan tanggal 22 Maret 1993 sebagai perayaan pertama Hari Air Sedunia. Penetapan ini diresmikan melalui Resolusi Nomor 147/1993.
Pelaksanaan peringatan Hari Air Sedunia menjadi tanggung jawab UN Water sejak awal perayaannya. Melalui kampanye global ini, PBB bermaksud untuk mengenalkan konservasi air secara lebih luas, dengan kegiatan nyata.
Kampanye ini juga melibatkan masyarakat di berbagai belahan dunia, untuk lebih peduli terhadap masalah air. PBB juga melibatkan negara-negara anggota, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan organisasi nonpemerintah.
Hal itu agar fokus perhatian publik terhadap isu-isu kritis air semakin didengar. Permasalahan air yang sering melanda pada umumnya adalah sulitnya mengakses air bersih.
Melalui Hari Air Sedunia, masyarakat diharapkan lebih sadar akan fakta bahwa 2,2 miliar orang hidup tanpa akses air bersih. Sehingga, fokus utama Hari Air Sedunia adalah untuk mendukung kesuksesan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Harapannya, air bersih dan sanitasi layak dapat diakses dengan mudah oleh semua orang pada tahun 2030. Tidak ada lagi orang yang kesulitan mendapatkan akses air bersih.
Selaras dengan tema yang diangkat, PBB ingin menyoroti pentingnya kerja sama air lintas batas. Hal ini demi mendorong perdamaian dan pembangunan berkelanjutan.
Terlebih, perairan lintas batas menyumbang 60 persen aliran air tawar. Namun, hanya 24 dari 153 negara yang berbagi perairan lintas batas dan tercakup dalam perjanjian kerja sama.